Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelum berangkat ke kantor barunya, di Wahington DC, Amerika Serikat, melakukan road show reuni perpisahan. Pesta perpisahan ataufarewell ini jadwalnya cukup padat, sejak Senin kemarin hingga hari ini.

Apa yang disampaikan Sri Mulyani secara umum tidak jauh berbeda dengan perpisahan sebelumnya. Di awal pidato Sri Mulyani bercerita tentang alasan kepergiannya dan memilih karir di Bank Dunia, bagian tengah pidato membicarakan tentang prosesi membangun ketatanegaraan, dan terakhir menyinggung belitan kasus Bank Century.

Di akhir pidato, Sri Mulyani selalu menekankan pembenaran terhadap apa yang telah ia lakukan dengan ukuran tak ada konflik kepentingan pribadi, sesuai prosedur, dan sesuai hati nurani.

“Saya merasa berhasil dan saya merasa menang karena definisi (kebenaran) saya adalah tiga. Selama saya tidak mengkhianati kebenaran, selama saya tidak mengingkari nurani, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka di situ saya menang,” pidato Sri Mulyani di depan para tokoh nasional di Ritz Carlton, tadi malam.

Demikian pula pada hari ini. Menjelang akhir pidatonya, di hadapan alumni dan mahasiwa Universitas Indonesia, Sri Mulyani kembali mengungkit soal kebenaran itu.

“Tentang kebenaran, saya katakan tentang apa yang dilakukan, keputusan saya benar atau salah. Kebenaran absolut itu memang sungguh susah. Tapi ketika dirasakan itu feel good, itu lakukan yang paling benar. Tapi ada orang yang feel good, dalam hatinya ada yang mengelitik terus, itu feel not good. Jadi kalau benar atau tidak itu, saat hati nurani saya mengkonfirmasi itu,” kata dia.

Sebagai alumni fakultas ekonomi UI, kata dia, ia merasa sudah cukup bekal tidak berkhianat terhadap nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh Fakultas Ekonomi UI.

“Saya berjalan di rel dan diyakini rate atau karakter utama yaitu gunakan pengetahuan untuk berbuat baik ke bangsa dan negara sudah dilakukan. Saya juga persembahkan diri saya (dalam keberangkatan ke Bank Dunia) untuk Indonesia,” kata Sri Mulyani.

Ia mengaku akan mempersembahkan semaksimal mungkin yang terbaik saat menjadi direktur pelaksana Bank Dunia. “Saya sudah cukup tua untuk mengubah personality saya, jadi mungkin hanya rambutnya saja yang akan sedikit putih, tapi saya masih Ani yang dulu,” kata dia.

Kepada Mahasiswa yang mengikuti kuliah, Sri Mulyani berpesan bahwa soal kebenaran itu dilakukan sesuai prosedur. Ia mengaku bahwa dalam memperbaiki tatanegara ini mengaku sudah berjuang cukup maksimal.

Sebagai pimpinan, menjadi pejabat atau bukan, semua dihadapkan pada soal pilihan. Pilihan itu benar atau salah, tapi perang harus dilakukan. “Kalau tidak memilih atau memilih, risikonya dipecat,” kata dia. “Tapi itulah mekanisme sebuah pertanggungjawaban.”

0 komentar:

Posting Komentar